Langsung ke konten utama

Postingan

Tanah Longsor di Tangerang Selatan, 5 Rumah Hancur

T angerang Selatan  - Sebanyak 5 rumah di Kampung Koceang, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, hancur. Rumah tersebut runtuh akibat pergerakan tanah di tebing dekat permukiman warga. "Ada 5 rumah yang ambles. Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB," kata Rusli, petugas Satpol PP yang berjaga di lokasi, Rabu (10/5/2017). Rusli mengatakan, sejak pagi, tanah di lokasi itu sudah ambles. Ketika itu belum ada yang roboh hingga ke dalam jurang. Karena kondisi tanah itu, penghuni rumah langsung mengamankan diri dan harta benda mereka. Bencana yang terjadi tadi malam pun tak menelan korban jiwa. "Korban alhamdulillah tidak ada. Pas kejadian rumah sudah dikosongkan," ucapnya. Berdasarkan pantauan  detikcom  di lokasi, sejumlah petugas dari Satpol PP, BPBD, dan polisi terlihat berjaga. Garis polisi pun dipasang untuk membatasi akses warga mendekati lokasi ambles. Sejumlah warga juga terlihat berkumpul di sekitar lokasi. Mereka ingin m
Postingan terbaru

Besok LDKS Guys

Hallo semuanyaa! Kali ini gue akan berbagi pengalaman yang cukup menarik untuk kalian semua tentang betapa hebohnya persiapan LDKS. Nah, buat yang belum tau apa itu LDKS gue bakal ngejelasin secara singkat apa itu LDKS. Jadi, LDKS adalah Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, kegiatan yang biasanya diadakan disekolah untuk melatih mental dan kedisiplinan siswa. Yap, pada tanggal 1,2, dan 3 November 2018 sekolah gue SMAN 68 Jakarta siap mengadakan LDKS untuk siswa/i kelas 10. Berbagai macam persiapan telah kita lakukan. Dari membuat name tag, persiapan membawa perlengkapan kelompok dan lainnya. Jadi, doakann kami ya semoga LDKS esok hari dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan sedikit pun.

Generasi Jaman Now

Budayawan Radhar Panca Dahana menilai pemuda  jaman now (sekarang) tidak mampu mengartikulasi makna hari Sumpah Pemuda. Pemuda jaman sekarang tidak memiliki acuan. Seluruh acuan nilai-nilai yang dipelihara bangsa ini hancur digantikan tatanan baru. “Anak muda jaman sekarang apakah masih mampu mengartikulasi Sumpah Pemuda? Kalau ditanya apakah memahami Sumpah Pemuda. Saya kira tidak. Anak muda sekarang  blank . Bagaimana Sumpah Pemuda muncul, anak muda jaman sekarang tidak tahu,” kata Radhar Panca Dahana dalam Diskusi dengan tema “Memaknai Sumpah Pemuda” di Press Room, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/10). Turut berbicara dalam diskusi ini Mustafa Kemal (Fraksi PKS). Diskusi diadakan oleh Koordinator Wartawan Parlemen bekerjasama dengan Biro Humas MPR RI. Menurut Radhar, anak muda sekarang tidak berpikir untuk menyatukan diri dalam satu tumpah darah Indonesia. Termasuk berpikir untuk bahasa persatuan, bahasa Indonesia. “Darimana datangnya cara berpikir mereka. Siapa

Si Kura-Kura Dan Rusa Yang Sombong

Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?" "Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura. Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!" Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki. Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!" S

Kisah Jaket Pak Tua

Sinar mentari masih telalu malu-malu untuk menampakkan wujudnya, hanya nampak siluet jingga yang mencoba menyatu dengan langit gelap sisa malam tadi. Perahu para nelayan sudah banyak yang merapat selepas melaut semalam suntuk. Jaring-jaring diturunkan, tong-tong besar yang penuh ikan diturunkan perlahan. Pesisir pantai mulai penuh dengan perahu yang berjajar rapi. Desir angin pantai berhembus dengan damai. Angin pesisir pantai tak henti-hentinya merayu daun pohon kelapa yang menjuntai memesona. Suara riuh ombak laut yang mencoba menggapai pesisir menjadi alunan merdu dipagi hari. Asap masakan para ibu terlihat mengepul diatas setiap rumah apiung itu. Menandakan aktifitas pagi telah dimulai. Jemuran hari ini sudah bertengger manis di seutas tali, sesekali berkelebatan ditiup angin pantai. Anak-anak berseragam sudah duduk manis diatas perahu yang akan membawa mereka tiba di sekolah apung. Para nelayan yang semalam suntuk berlayar kini sudah terlentang diatas kasur dengan berisik.

When Night Falls

Bandung, 18 Juni 2018  Ketika semilir angin berhembus menyentuh kulitnya yang merasakan getaran melewati bulu-bulu halus yang terdapat pada tengkuk seorang gadis cantik bernama Nasya Amelia. Ia berdiri dibawah derasnya jutaan air hujan yang jatuh dari langit yang tengah membasahi tubuhnya. Ia berlari-lari kecil sembari merentangkan kedua tangannya. Nasya sangat bahagia. Benar-benar bahagia. Huft… Ia menghembuskan nafas secara gusar lalu mengusap wajahnya yang terus terkena cipratan air hujan. Sesekali ia mengecek keberadaan Devano, takut jika laki-laki tersebut pergi meninggalkannya. Dugaannya ternyata salah. Devano ternyata sedang menatap lekat kedua mata Nasya dengan kedua mata hazelnya. “Lo gak mau pulang sya?” Tanya pria tersebut dengan nada khawatir, serta raut wajah yang cemas. “Nanti ya Dev. Sebentar aja.” Nasya memohon kepada Devano. Devano mengangguk sekilas tanda ia setuju dengan permintaan Nasya. Nasya pun tersenyum dan kembali berlari kesana kemari menikm